Search

Penyintas Bom Thamrin: Pemerintah Jangan Cuma Beri Ikan Tapi Kailnya | merdeka.com - merdeka.com

Merdeka.com - Para penyintas korban ledakan bom Thamrin yang tergabung dalam komunitas Sahabat Thamrin berkumpul di depan Starbucks di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (13/1). Mereka memperingati tiga tahun ledakan bom pada 14 Januari 2016 lalu. Dalam kesempatan itu, para penyintas maupun keluarga korban mendesak pemerintah segera membayar kompensasi bagi para korban yang belum mendapatkan haknya.

BERITA TERKAIT

Selain itu komunitas ini berharap pemerintah tak hanya memberikan kompensasi dalam bentuk bantuan langsung, tapi juga pemberdayaan sehingga para penyintas maupun keluarga korban bisa tetap melanjutkan hidupnya. Demikian disampaikan Juru Bicara Sahabat Thamrin, Dwi Siti Rhomdoni.

"Kami tidak hanya menginginkan kompensasi saja karena itu sudah tercantum di UU. Kami berharap pada pemerintah kami jangan diberikan ikan tapi kailnya. Dengan kail kami bisa mendapatkan ikan dengan cara kita, dengan semangat kita sehingga bisa menata masa depan dengan lebih baik lagi," jelasnya.

"Kompensasi ini mungkin bisa dalam jangka waktu saat ini. Tapi bantuan lain bisa berupa pendidikan, modal usaha, pekerjaan atau dikaryakan kembali karena korban ada yang masih bisa dikaryakan kembali," lanjutnya.

Dwi menyampaikan ada penyintas yang kehilangan pekerjaan karena cacat fisik setelah menjadi korban ledakan bom. Mereka inilah yang menurutnya perlu diberdayakan karena mereka masih memiliki keluarga yang harus dinafkahi.

"Ada beberapa teman kami bukan dari Sahabat Thamrin saja, dari beberapa teman lainnya juga ketika kondisinya tidak bisa lanjutkan pekerjaan karena cacat fisik dan sering sakit mungkin namanya perusahaan tidak semua menerima karyawan yang sering sakit dan sampai akhirnya karyawan ini mengundurkan diri. Saat mengundurkan diri kebutuhan lain tetap berjalan," jelasnya.

"Sehingga kami harapkan pemerintah bisa melihat korban bukan hanya pada saat kritis tapi berkesinambungan. Mulai dari meraih para korban untuk dikaryakan dan mendapatkan pelatihan untuk berkarya dan bantuan berwirausaha atau juga pendidikan. Korban ini ada juga kepala rumah tangga yang meninggalkan anak istrinya. Anaknya bisa dibantu pendidikannya sampai perguruan tinggi atau mungkin sampai mendapatkan pekerjaan juga," sambung Dwi.

Pada Agustus tahun lalu, pemerintah telah memberikan kompensasi kepada 13 korban bom Thamrin dan tiga orang korban bom Kampung Melayu. Pihaknya pun masih memperjuangkan kompensasi bagi korban yang belum mendapatkan. Korban ledakan bom yang sejauh ini sudah mendapatkan kompensasi hanya ledakan bom Thamrin, Kampung Melayu dan Samarinda.

"Kami sudah diberikan bantuan pemerintah salah satunya kompensasi. Teman-teman lainnya kan memang belum mendapatkan belum seberuntung kami dan itu kami perjuangkan," kata dia.

Kendati nilai kompensasi tak sesuai dengan yang diajukan, namun pihaknya tetap berterima kasih kepada pemerintah. Karena baru kali ini pemerintah memberikan perhatian kepada korban ledakan bom.

"Kami bersyukur baru kali ini korban diperhatikan secara khusus oleh pemerintah. Dengan adanya kami diberikan dan ada penggodokan revisi UU Anti-terorisme mudah-mudahan ke depannya teman-teman korban lain mendapatkan kompensasi sesegera mungkin," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sahabat Thamrin juga mengeluarkan pernyataan sikap dan salah satunya berisi pernyataan bahwa komunitas ini tidak memihak pada salah satu pasangan capres-cawapres.

"Kami mengajak masyarakat untuk tidak memihak paslon manapun, sebenarnya karena kita ingin mengajak pada perdamaian. Apapun pilihan politiknya silakan saja karena kita menganut Bhinneka Tunggal Ika. Apapun pilihannya jangan sampai Indonesia terpecah belah karena kita tetap ingin Indonesia satu dan berdamai," pungkas Dwi. [ded]

Let's block ads! (Why?)

Baca Berikut nya https://www.merdeka.com/peristiwa/penyintas-bom-thamrin-pemerintah-jangan-cuma-beri-ikan-tapi-kailnya.html

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Penyintas Bom Thamrin: Pemerintah Jangan Cuma Beri Ikan Tapi Kailnya | merdeka.com - merdeka.com"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.