Search

Kepadatan Berlebih Memicu Kematian Massal Ikan - Suara Merdeka CyberNews


Kepadatan Berlebih Memicu Kematian Massal Ikan

Karamba Ikan Waduk Gajahmungkur

Sebuah perahu melintas di antara karamba-karamba ikan Waduk Gajahmungkur, Kabupaten Wonogiri, beberapa waktu lalu. (suaramerdeka.com/Khalid Yogi)
Sebuah perahu melintas di antara karamba-karamba ikan Waduk Gajahmungkur, Kabupaten Wonogiri, beberapa waktu lalu. (suaramerdeka.com/Khalid Yogi)

WONOGIRI, suaramerdeka.com - Salah satu faktor penyebab kematian massal ikan pada karamba jaring apung milik PT Aquafarm Nusantara di Waduk Gajahmungkur Kabupaten Wonogiri adalah kepadatan ikan yang berlebih. Alhasil, minimnya kadar oksigen tidak cukup untuk seluruh ikan di dalam karamba.

Yamano WP107 Pompa Air Kolam Akuarium Ikan [5000l/h]

Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Kabupaten Wonogiri, Heru Sutopo menerangkan, penebaran ikan seharusnya diatur supaya populasi di dalam karamba tidak terlalu padat. "Untuk mengantisipasi kematian ikan secara massal bisa dilakukan dengan mengatur kepadatan saat menebar ikan," terangnya, Kamis (17/1).

Fenomena upwelling atau peristiwa pengadukan air terjadi karena adanya perbedaan suhu yang menyolok di perairan Waduk Gajahmungkur, Rabu (16/1). Akibatnya, zat NH3 (amoniak) dari tumpukan kotoran dan sisa pakan yang mengendap di dasar waduk seperti teraduk-aduk kemudian meracuni ikan. Fenomena itu juga menurunkan kadar oksigen dalam air.

Baca Juga: Dalam Sehari, Lima Ton Ikan Mati

Karamba-karamba jaring apung yang populasinya tidak terlalu padat masih bisa terselamatkan. Tetapi karamba yang populasi ikannya padat akan mengalami kematian massal. "Dengan populasi yang padat kemudian terjadi upwelling, ikan menjadi gaduh dan stres. Itu memicu kematian massal," katanya.

Ada pun ikan-ikan di perairan bebas tidak terpengaruh fenomena itu. Pasalnya, ikan bisa leluasa menyelamatkan diri dengan mencari perairan yang aman dan bersih. "Di luar karamba, tidak ada kematian massal karena ikan bebas mencari perairan yang masih bagus," terangnya.

Seperti diketahui, lima ton ikan nila mati di karamba jaring apung milik PT Aquafarm Nusantara di Waduk Gajahmungkur, Desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Rabu (16/1). Kematian ikan secara massal itu disebabkan perubahan cuaca sehingga memunculkan fenomena upwelling.

Manajer HRD PT Aquafarm Nusantara, Harjono mengungkapkan, perusahaan pembudidaya ikan terbesar di Waduk Gajahmungkur itu bahkan mengalami kerugian hingga Rp 125 juta. Pasalnya, sebagian besar ikan yang mati seharusnya sudah siap panen atau siap dikonsumsi.

"Umur ikan rata-rata sudah lebih dari lima atau enam bulan. Harga ikan nila di pasaran sekitar Rp 25.000,- per kilogram dan hari ini kami kehilangan lima ton ikan. Kerugiannya ya sekitar Rp 125 juta," katanya.


(Khalid Yogi/CN40/SM Network)

Berita Terkait

Loading...

Let's block ads! (Why?)

Baca Berikut nya https://www.suaramerdeka.com/news/baca/160997/kepadatan-berlebih-memicu-kematian-massal-ikan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kepadatan Berlebih Memicu Kematian Massal Ikan - Suara Merdeka CyberNews"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.