SURYA.co.id | SURABAYA - Nur Izul Inayah memanfaatkan hasil budidaya tambak di dekat kediamannya di Jalan Gunung Anyar Tambak 1/63, Surabaya.
Inayah, sapaan akrabnya, mengolah hasil tambak tersebut menjadi kerupuk.
"Sebagian besar masyarakat sini itu bermatapencaharian sebagai pengusaha tambak dengan berbagai jenis ikan air payau," kata Inayah.
Saat ini Inayah sudah memiliki 12 jenis olahan kerupuk yang terbuat dari ikan dan udang, diantaranya kerupuk lele bayem, bandeng bayem, buah bogem, kerupuk kemangi ikan payus.
"Olahan kerupuk andalan yang paling banyak diminati oleh pembeli yakni kerupukikan payus," terangnya.
Inayah mengatakan, masyarakat masih belum banyak memanfaatkan ikan payus untuk diolah menjadi makanan. Sebab, ikan payus memiliki banyak duri.
"Payus gak laku, dikasih aja tidak mau Karena durinya banyak. Selain itu ikan payus panennya lama, sekitar 6 bulanan," ujar Inayah.
Setiap produk kerupuk olahan yang diberi nama 'Pamurbaya' ini, Ia banderol dengan harga 35 ribu hingga 80 ribu.
"Yang paling mahal itu kerupuk payus spesial, karena komposisi ikannya lebih banyak," kata wanita yang mengenakan kerudung merah muda ini.
Inayah memasarkan produknya melalui media sosial Instagram dan Facebook. Tujuannya tidak lain untuk memperluas cakupan pembeli.
Baca Berikut nya http://surabaya.tribunnews.com/2018/04/23/tak-diminati-karena-banyak-duri-inayah-ubah-ikan-payus-jadi-kerupukBagikan Berita Ini
0 Response to "Tak Diminati Karena Banyak Duri, Inayah Ubah Ikan Payus Jadi ..."
Posting Komentar