Search

Puluhan Tambak di Utara Bekasi Tercemar, Ribuan Ikan Mati

CIKARANG, (PR).- Belasan penambak di Tarumajaya dan Babelan Kabupaten Bekasi mengeluhkan banyaknya ikan dan udang yang mati mendadak. Kematian itu terjadi setelah air yang mengaliri tambak berubah warna menjadi merah kemudian menghitam.

“Biasanya mah bening biasa. Terus kemarin sempat warnanya merah terus berubah jadi item, kayak kopi. Abis itu bandeng sama pancet (udang windu) mati semua,” kata Abdullah (70), pemilik tambak di Desa Uripjaya Kecamatan Babelan kepada “PR”, Jumat, 23 November 2018.

Abdullah mengaku menebar benih bandeng sebanyak 13.500 ekor serta benih udang mencapai 130.000 ekor. Namun, akibat tambak tercemar, ratusan ribu bandeng dan udang yang ditebar di dua tambak itu mati. “Itu habis semua, apalagi di tambak yang satu lagi, ada 6.000 bandeng yang ukuran sekilo dapat tujuh sampai delapan ekor, itu habis semua,” ujar dia.

Pria yang akrab disapa Engkong Haji ini mengatakan, peristiwa matinya ikan menjadi kali pertama terjadi sejak dirinya membuka usaha tambak tahun 1965 lalu. “Jujur saja saya kaget, enggak pernah kejadian sebelumnya. Dari saya mulai usaha tambak sampai sekarang,” ucapnya.

Abdullah mengaku kebingungan setelah ratusan ribu ikan dan udang miliknya itu mati. Soalnya, kata dia, ukurannya terbilang tanggung sehingga sulit dijual. “Kayak bandeng, siapa yang mau beli. Apalagi udang, masih belum apa-apa, ngambilinnya saja susah, ya sudah bingung saya mau gimana lagi,” ucap dia.

Tidak hanya Abdullah, keluhan serupa disampaikan penambak di Desa Samuderajaya Kecamatan Tarumajaya. Syarifudin (42), salah seorang penambak, mengaku ribuan bandeng dan puluhan ribu udang windu miliknya mati.

“Itu awalnya kan sempat ramai ikan-ikan pada mati yang di sungai, katanya karena airnya kena limbah. Terus enggak lama, ikan di tambak saya juga pada mati. Saya lepas bandeng 5.000 ekor sama pancet 82.000 ekor, habis itu pada mati,” kata dia.

Syarifudin menduga kematian ikan dan udang itu lantaran sungai yang tercemar kemudian mengalir ke tambak. Dia sempat mencoba mencegah kematian tambah banyak dengan menutup saluran air pada tambaknya. Namun, langkah itu tidak sepenuhnya berhasil karena air di sungai jadi terhambat hingga akhirnya meluber ke permukaan.

“Apalagi ini air laut lagi pasang, jadi susah kalau air ditahan. Makanya ini air yang ada limbahnya masuk lagi ke tambak. Saya bingung, aturan mah ini pemerintah segera turun, kasih solusi. Karena ini saja lepas benih uangnya dari minjem,” kata dia.

Desa Uripjaya dan Samuderajaya merupakan dua desa yang bersebelahan namun berbeda kecamatan. Lokasi ini berada di wilayah utara, sekitar 47 kilometer dari Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi di Kecamatan Cikarang Pusat.

Karena berbatasan langsung dengan Laut Jawa, mayoritas warga bermata pencaharian sebagai nelayan serta penambak bandeng dan udang. Tidak heran jika terdapat banyak tambak di dua desa tersebut.

Berdasarkan pantauan “PR” di lokasi, kondisi air di tambak serta sungai berwarna hijau namun lebih gelap. Tidak mengeluarkan baru, namun di sisi-sisi tambak, terlihat air lebih menghitam seperti cairan limbah yang mengendap. Kemudian, terdapat sejumlah ikan yang mati di dekat endapan tersebut.

“Ini kalau awalnya banyak ikan yang pada ngambang, mati. Terus diambilin, ada juga yang hanyut,” kata Ketua Lembaga Pemuda Pecinta Lingkungan, Muhammad Sahili.

Menurut dia, kematian ribuan ikan dan udang ini pertama kali diketahui pada 4 November lalu. Ribuan ikan mati di Sungai Kaloran-Prepet yang mengaliri tambak. Belakangan, kematian ikan merambat hingga ke tambak warga. “Setiap hari kami menerima laporan warga yang ikan di tambaknya mati. Sampai hari ini ada 27 tambak yang ikannya pada mati,” kata Sahili, yang juga warga sekitar.

Kondisi ini sempat dilaporkan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, hanya saja tidak ada tindak lanjut. “Jadi kan tanggal 4 pada mati, tapi baru ditinjau tanggal 7, mereka bilang tidak ada ikan mati. Ya jelas orang ikan yang matinya sudah pada diambil, harusnya diambil contoh airnya terus diteliti. Ini mah enggak, saya khawatirnya kena ke tambak warga dan benar kejadian,” kata dia.

Sahili berharap kondisi ini segera ditindaklanjuti, soalnya telah menyangkut mata pencaharian utama warga. “Ini warga jelas merugi, ikan yang mati itu biasanya harganya Rp 20.000 cuma bisa dijual Rp 4.000 karena kondisinya begitu. Paling dipakai buat ikan asin. Maka harusnya segera ditindaklanjuti,” kata dia.***

Let's block ads! (Why?)

Baca Berikut nya http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2018/11/23/puluhan-tambak-di-utara-bekasi-tercemar-ribuan-ikan-mati-433619

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Puluhan Tambak di Utara Bekasi Tercemar, Ribuan Ikan Mati"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.