VIVA – Pengembangan potensi perikanan saat ini dinilai merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan ekonomi. Sektor itu pun terus digenjot, khususnya guna perekonomian Provinsi Jawa Barat.
Selain merupakan perbaikan gizi masyarakat sebagai sumber protein hewani yang banyak disukai oleh masyarakat, peranan sektor perikanan menjadi salah satu pendorong peningkatan pendapatan dari multiplier effect yang ditimbulkan.
Kultur masyarakat di Jawa Barat pun tidak dapat dilepaskan dari perikanan. Hal ini dapat dilihat dari maraknya usaha kuliner di provinsi ini yang mayoritas berbahan baku ikan.
Beberapa hal tersebut lah yang mendasari digelarnya Festival Lauk Juara oleh Pemprov Jawa Barat pada 16-17 November 2018. Acara yang diadakan di Gedung Sate ini merupakan bagian dari program pemerintah 'Gerakan Makan Ikan (Gemar Ikan)”, yang bertujuan untuk mendukung peningkatan konsumsi ikan, peningkatan pembudidaya ikan, dan pengolahan hasil perikanan.
Ketua Paguyuban Petani Ikan Jatiluhur (PPI) Yana Setiawan menyatakan, masyarakat budidaya perikanan di Jatiluhur dan Cirata turut berpartisipasi dalam acara tersebut dengan menyajikan aneka penganan olahan ikan khas Jawa Barat.
“Selain untuk meningkatkan konsumsi ikan, kegiatan ini juga dilakukan guna mendukung Provinsi Jawa Barat menjadi juara dalam mewujudkan provinsi lumbung ikan air tawar nasional,” ujar Yana dikutip Sabtu 17 November 2018, dari keterangan resminya.
Yana menegaskan, potensi sektor usaha perikanan di Jabar sangat besar ke depannya. Berdasarkan data Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) sub Divisi Ikan, produksi ikan air tawar di Jabar mencapai 16,667 ton per bulan (2018). Dari total tersebut 60 persen berasal dari perairan umum.
Lihat Juga
Sementara itu, produksi nasional diperkirakan 72.222 ton per bulan. Peran Jabar dalam
menghasilkan ikan air tawar sekitar 23 persen dari produksi nasional dan produksi ini dihasilkan dari budidaya ikan di Keramba Jaring Apung (KJA).
Dengan data tersebut Jabar menempati posisi teratas dari lima besar provinsi penghasil ikan air tawar dibanding Jawa Timur (15 persen), Sumatera Utara (12 persen), Jawa Tengah dan gabungan Sumatera Barat serta Riau masing-masing 10 persen.
Dia pun menegaskan, pihaknya menjamin keamanan pangan asal ikan yang diproduksi dari kedua wilayah di Jabar tersebut. Antara lain dengan memeriksakan sampel ikan ke laboratorium yang kompeten seperti Sucofindo untuk melakukan uji cemaran logam berat yang ada di ikan.
Dari hasil uji yang dilakukan pada Oktober 2018 menunjukkan bahwa ikan dari Jatiluhur dan Cirata aman dari cemaran logam berat.
"Hal ini dapat menepis isu yang beredar bahwa ikan dari Cirata dan Jatiluhur mengandung logam berat," tuturnya.
Pemerintah gencar untuk meningkatkan konsumsi ikan masyarakat Indonesia, terbukti konsumsi ikan per kapita terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat pada kenaikan yang cukup signifikan pada 2012 sebanyak 33,89 kilogram per kapita menjadi 43,88 kg per kapita pada 2016.
Baca Berikut nya https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1095133-jabar-didorong-jadi-lumbung-ikan-air-tawar-nasionalBagikan Berita Ini
0 Response to "Jabar Didorong Jadi Lumbung Ikan Air Tawar Nasional"
Posting Komentar