SURYA.co.id | BANGKALAN - Aroma musim barat mulai dirasakan masyarakat nelayan Desa Banyusangkah, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan di penghujung November.
Maka 'musim paceklik' ikan tinggal hitungan hari. Perahu-perahu para nelayan akan ditambatkan selama Desember-Februari. Periode ini ditandai mendung dan angin berputar. Situasi ini memaksa para nelayan takut untuk ke laut.
"Tidak ada yang melaut kalau ombak besar dan angin kencang. Biasanya memasuki bulan Desember hingga Februari," ungkap Maimun (45) sambil membalikkan ikan-ikan yang sedang dipanggang, Minggu (25/11/2018).
Cuaca ekstrem yang akan dihadapi para nelayan tentu saja akan meredupkan kepulan asap dari batok kelapa di dalam tungku pemanggang ikan.
"Pengasapan ini ya sangat bergantung dari hasil melaut suami. Cuaca normal rata-rata mendapatkan 10 Kg hingga 15 Kg ikan ning-ningkuning dan putihan," jelasnya.
Satu ekor ikan seukuran jempol pria dewasa yang telah dipanggang dijualnya seharga Rp 1.000 per ekor di Pasar Telaga Biru ataupun di Pasar Tanjung Bumi.
"Kalau tak laku, saya lepas Rp 800 per ekor. Sedangkan saya membeli batok kelapa seharga Rp 50 ribu per sak," pungkasnya.
Sementara itu, nelayan Makruf (48) mengatakan, angin dan ombak besar memaksa para nelayan berhutang bahkan menjual barang-barang berharga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Para nelayan akan kembali melaut selepas periode musim barat karena ikan dan udang kembali melimpah," katanya.
Namun, lanjutnya, siklus cuaca akhir-akhir ini tidak bisa diprediksi. Hal itu tentu saja membuat para nelayan sedikit kebingungan.
"Balik modal biaya solar saja, kadang kami putuskan melaut. Bahkan tak jarang kami rugi biaya solar," pungkasnya.
• Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Sidoarjo Kebanjiran. Depan Lippo Plaza Paling Parah
Baca Berikut nya http://surabaya.tribunnews.com/2018/11/25/cuaca-desember-hingga-februari-redupkan-asap-di-tungku-pemanggangan-ikan-nelayanBagikan Berita Ini
0 Response to "Cuaca Desember Hingga Februari Redupkan Asap di Tungku ..."
Posting Komentar