Liputan6.com, Bengkulu - Sebanyak 150 kapal ikan milik nelayan yang menggunakan alat tangkap trawl atau Pukat Harimau mendadak berhenti melaut. Menumpuknya kapal tersebut membuat dermaga kapal nelayan yang berada di kawasan Pelabuhan Samudra Pulau Baai, Kota Bengkulu, menjadi sesak.
Koordinator nelayan trawl Bengkulu, Ali Victor Simatupang mengatakan, mereka terpaksa menghentikan kegiatan melaut karena ada desakan beberapa pihak yang tidak suka jika mereka turun ke laut. Jika dipaksakan, bentrok antarnelayan trawl dan nelayan tradisional di tengah lautan bisa saja terjadi.
"Kami menghindari bentrok antarnelayan," kata Ali di Bengkulu, Sabtu, 24 Februari 2018.
Ia mengakui alat tangkap menggunakan trawl dan jaring pukat harimau dilarang pemerintah. Para nelayan juga sudah bersedia mengganti alat tangkap yang diperbolehkan dan ramah lingkungan seperti cantrang.
Saat ini, mereka sedang menyusun proposal untuk mengajukan permintaan kepada pemerintah pusat supaya mau memberikan bantuan alat tangkap ramah lingkungan tersebut.
Sehari sebelumnya, sudah disepakati dalam pertemuan antara perwakilan nelayan, Pangkalan TNI Angkatan Laut, Kepolisian serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu bahwa mereka bersedia mengganti alat tangkap.
Sambil menunggu alat tangkap baru, beberapa di antara nelayan Trawl tetap nekat melaut dengan menggunakan jaring biasa dan alat pancing sederhana. Namun, mereka tidak berani terlalu jauh ke tengah Samudra Hindia. Hanya beberapa mil laut saja dan menggunakan sistem berkelompok.
"Ada juga yang tetap melaut, tetapi kami memantau dan terus berkomunikasi, ini demi periuk nasi," ujar Ali.
Baca Berikut nya http://regional.liputan6.com/read/3317362/150-kapal-nelayan-trawl-bengkulu-berhenti-melaut-pedagang-ikan-demoBagikan Berita Ini
0 Response to "150 Kapal Nelayan Trawl Bengkulu Berhenti Melaut, Pedagang Ikan ..."
Posting Komentar