Merdeka.com - Innovation Challenge, kompetisi tingkat nasional untuk ide dan inovasi terbaik demi mengurangi Post-Harvest Loss (PHL) atau kerugian pasca-panen ikan laut segar, menemukan delapan pemenangnya. Mereka mewakili keempat kategori yang dilombakan, yakni Transportasi dan distribusi, Pengecer, Sistem penyimpanan kecil, dan Bahan alternatif pengganti es.
BERITA TERKAIT
Setelah melewati proses seleksi sejak November, dewan juri memilih total delapan pemenang dari 240 pendaftar. Juara utama diraih oleh NOES+, Prominator, Maslaha, dan Portable Cool Box. Sementara itu, gelar runner up diraih oleh Table Cooler, Pung Pung Ice dan Ice Gel Pampers, ALTIS 2, dan Sarana Display Pemasaran Ikan Segar.
Sebagai informasi, NOES+ menyediakan inovasi pengganti es menggunakan teknologi material PCMs (Phase Change Materials) yang memanfaatkan limbah kayu dan tebu untuk menjaga kualitas ikan. Prominator menyediakan armada roda 3 dengan boks penyimpanan dingin dan panel surya sebagai solusi transportasi dan distribusi ikan bagi UMKM Indonesia.
Sedangkan, Maslaha menyediakan pengganti es berbahan kimia food grade yang tahan hingga 24 jam dengan suhu -27 derajat celcius. Dan Portable Cool Box menyediakan boks dengan sistem pendingin aktif yang menggunakan larutan NaCL (garam) sebagai bahan pendingin.
Ketua Forum Jejaring I-PLAN Dr Soenan Hadi Poernomo mengatakan, setelah melihat banyak gagasan inovatif dari kompetisi ini, kami berharap para pemenang dapat memberikan dampak yang berkelanjutan dan terus mengembangkan teknologinya.
Kami juga memahami bahwa semua inovasi tersebut harus disertai dengan kajian terapan di lapangan, sehingga memang terbukti dapat diterapkan dan nilainya positif bagi semua pihak, baik produsen, pemasar, maupun konsumen, serta dari aspek nilai gizinya, ujar Dr Soenan dalam keterangan resminya, kemarin.
Pemenang Innovation Challenge berhak mendapatkan hadiah uang tunai masing-masing Rp 30 juta untuk pemenang utama dan Rp 20 juta untuk pemenang runner-up. Para juara utama juga akan mendapatkan pendanaan maksimal Rp 1 miliar untuk melakukan uji coba di Surabaya dan Probolinggo dengan menggunakan prototipe yang dibuat.
Tidak hanya itu, Nanyang Technological University (NTU) di Singapura - melalui inisiatif NTUit - akan mengajak para pemenang utama ke program pelatihan selama 7 minggu di Jakarta, yang berfokus pada uji coba pasar dan komersialisasi. Keempat juara utama akan kembali berkompetisi pada Maret 2019 di Jakarta untuk memperebutkan hadiah utama senilai US$ 20.000-30.000 (setara Rp 291 juta hingga Rp 437 juta).
Dewan juri kompetisi adalah para ahli di bidangnya, yaitu Dr Marudut BSc MPS dari Politeknik Kesehatan Masyarakat Kemenkes Jakarta II; Dr Artati Widiarti, Analyst of Market Development for Marine and Fisheries Products, Directorate General of Product Competitiveness, Kementerian Perikanan dan Kelautan RI, Ravi Menon, Country Director Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), Denny Thanoto, Country Principal dari Meloy Fund, dan Ir Budhi Wibowo, Ketua AP5I Indonesian Fishery Product Processing and Marketing Association.
Dadang Suherman dari tim Maslaha menjelaskan bahwa ia telah meneliti teknologi alternatif pengganti es batu dan melakukan uji coba lapangan di 30 kota penghasil ikan tangkap selama empat tahun terakhir. Dari hasil uji coba, teknologi ini bisa menjaga kualitas, nutrisi, protein, dan organoleptik ikan dengan sangat baik. Maslaha Cold Bank sudah siap untuk diproduksi massal dan dipasarkan, namun selama ini saya masih terkendala di masalah permodalan. Dengan mengikuti Innovation Challenge dari I-PLAN, saya optimistis bahwa teknologi ini bisa dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat, khususnya pelaku UKM di bidang perikanan tangkap, ungkap pria asal Yogyakarta ini.
Innovation Challenge diadakan sebagai inisiatif untuk mencari solusi atas masalah kerugian pasca-panen ikan laut segar di Indonesia. Berdasarkan studi oleh Dalberg pada 2017, setiap tahun, Indonesia kehilangan 25 persen kuantitas ikan segar atau setara dengan 16.000-27.500 metrik ton protein ikan. Hal ini disebabkan oleh manajemen pasca-panen yang kurang optimal. Pada 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkirakan nilai kerugian pascapanen mencapai Rp 30 triliun.
Innovation Challenge diprakarsai oleh GAIN, lewat program I-PLAN (Indonesia-Postharvest Loss Alliance for Nutrition), bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan serta dengan didukung penuh oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia. Dalam prosesnya, I-PLAN juga menggandeng Innovation Factory dan BLOCK71 Jakarta sebagai mitra pelaksana. [sya]
Baca Berikut nya https://www.merdeka.com/teknologi/inilah-pemenang-innovation-challenge-kompetisi-atasi-kerugian-pascapanen-ikan-segar.htmlBagikan Berita Ini
0 Response to "Inilah Pemenang Innovation Challenge, Kompetisi Atasi Kerugian Pascapanen Ikan Segar | merdeka.com - merdeka.com"
Posting Komentar